Minggu, 20 Juni 2010

tentang waktu


Waktu adalah hal yang menarik untuk diperbincangkan ataupun dikaji secara menyeluruh dalam segala aspek kehidupan. Bagaimana tidak, kita hidup karena waktu, segala hal akan menjadi bermakna karena waktu dan momen yang tepat. Alangkah ruginya kita sebagai umat manusia yang tidak menghargai keberadaan waktu yang diberikan kepada kita. Nah sebelum melanjutkan terlebih jauh, kita perlu untuk mengetahui arti dari waktu itu sendiri. Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia (1997) waktu adalah seluruh rangkaian saat ketika proses, perbuatan atau keadaan berada atau berlangsung. Dalam hal ini, skala waktu merupakan interval antara dua buah keadaan/kejadian, atau bisa merupakan lama berlangsungnya suatu kejadian.

Selebihnya waktu biasa di kiaskan bagai uang, dan sesuatu yang tidak akan bisa kembali lagi bagaimanapun caranya. Manajemen waktu yang baik adalah kunci kesuksesan bagi seorang manusia. Namun sudah lazim kita dengar tentang fenomena membuang-buang waktu, baik itu dalam kegiatan-kegiatan formal misalnya musyawarah/rapat, kuliah, kerja, maupun dalam kegiatan nonformal seperti janjian dengan teman.
Ini khususnya saya maksudkan dalam lingkup kita di Indonesia, jangankan pegawai negeri, aparat negara hingga petinggi-petinggi yang memegang tonggak legislatif dan eksekutif dinegara ini sangat tak bisa lepas dari fenomena ini. Hanya segelintir orang yang menyadari betul makna dari menghargai waktu.

Memang sangsi, jika ingin berbicara tentang banyaknya waktu yang terbuang hanya untuk sebuah hal-hal sia-sia seringkali tidak disadari oleh person itu sendiri. Jika ingin bercermin dari beberapa negara maju dan berkembang saat ini, hingga hal-hal yang kita * orang Indonesia * mungkin anggap sepele, ternyata menjadi kewajiban dari pihak pemerintah untuk menindak lanjutinya, misalnya saja penetapan sanksi yang berupa denda bagi warga Jepang yang terbukti membuang waktu *dalam hal ini keterlambatan*. Begitu besar penghargaan mereka terhadap waktu, sangat berbeda dengan kita yang lebih menyukai untuk berleha-leha mengerjakan hal-hal yang tak bermanfaat sekali pun *tanpa disadari*. Menurut pribadi saya, hal ini bisa diakibatkan karena faktor keluarga dan lingkungan, sangatlah berbeda jika seseorang anak dididik dengan kedisiplinan terhadap waktu dengan yang terbebaskan.

Anehnya semakin kita menyatakan sebuah statemen tentang makna dari menghargai waktu, semakin kita apatis. Sebagai mahasiswa, saya pun seringkali merasa canggung tentang apa yang ada dalam pikiran saya dan fakta yang terjadi saat ini. Dalam setiap kegiatan akademik misalnya, selalu terhambat pada masalah kurangnya manajemen waktu, dari begitu banyaknya dosen yang mengajar hanya beberapa yang konsisten terhadap waktu, entah itu alasan kesibukan yang lain ataupun alasan lainnya. Mungkin pada saat berlangsungnya proses perkuliahan, kita tidak terlalu menuntut sebuah hal yang perfect *datang tepat waktu* karena memang kebanyakan mahasiswa lebih senang jika dosennya terlambat, malah banyak yang berharap dosennya tidak masuk. Tidak melebih-lebihkan, tapi seperti itulah keadaan disekitar kita saat ini. Tak berbeda jauh dengan kegiatan-kegiatan organisasi, hingga saat ini, selama tiga tahun berada di dunia kampus, saya belum pernah melihat ada kegiatan formal organisasi yang konsisten waktu.

Bukan masalah yang paling penting disini sebenarnya, akan tetapi solusi yang diharapkan bisa membantu untuk penyelesaian masalah yang ada saat ini. Ada sebuah kondisi memang dimana sebuah masalah dianggap rumit dan harus segera diselesaikan namun sangatlah tidak mungkin jika hanya segelintir orang yang menyadarinya. Masalah waktu, mungkin hanya sebagian orang yang menganggapnya sebagai masalah, karena menurut mereka itu masih wajar-wajar saja, meskipun saya bisa pastikan bahwa semua pernah sakit hati karena kelalaian akan konsistensi waktu, baik itu dalam masalah akademik, organisasi, maupun mengenai kebiasaan sehari-hari. Namun bagaimanapun tanggapan seseorang tentang hal ini, tetap menjadi penting bagi kita untuk setidaknya memikirkan trik-trik yang bisa dilakukan untuk meminimalisir masalah waktu.

Memahami hakikat pentingnya menghargai waktu pun tak lepas dari firman Allah di QS 103:1-3
yang artinya “demi masa, sungguh manusia berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasehati untuk kebenaran dan saling menasehati untuk kesabaran”

Betapa tidak kita sebagai makhluk yang paling sempurna dibandingkan dengan makhluk lain diberi petunjuk yang amat sangat dahsyat sebagaimana yang tertoreh di ayat sebelumnya. Kerugian, dalam kamus ekonomi sama sekali tidak diharapkan. Didunia saja seorang manusia tak ada yang berharap untuk rugi, terlebih jika kerugian untuk akhirat. Dengan mengetahui bagaimana pentingnya menghargai waktu, kita akan sedikit demi sedikit menanamkan dalam diri kita pribadi untuk selalu menggunakan waktu sebaik-baiknya. Menunda-nunda sebuah pekerjaan adalah hal yang sangat merugikan. Karena waktu untuk melakukan sesuatu pada dasarnya telah teratur sendiri, sehingga jika salah satunya ditunda, maka pekerjaan yang lain akan ikut tertunda pula.

Olehnya itu marilah kita mencoba untuk menanamkan pada diri kita akan pentingnya manajemen waktu, karena manajemen waktu adalah kunci untuk mencapai kesuksesan, baik dunia maupun akhirat. Begitu banyak buku dan artikel yang menyediakan tips-tips mengenai bagaimana mengatur waktu, namun tak akan berarti apa-apa jika kita sendiri tak mempunyai komitmen untuk itu. Dan yang terpenting adalah doa, ikhtiar dan doa yang baik akan menghasilkan hal yang baik pula.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Lihat Juga