Senin, 02 November 2009

Forever Islam




Islam, secara harfiah: ketundukan, penyerahan diri, keselamatan, kedamaian, kesejahteraan, namun dalam konteks agama: penyerahan diri sepenuhnya dan ikhlas kepada Tuhan semata. Dalam islam, Allah adalah Sang Pencipta dan yang lain adalah ciptaan, keduanya terpisah, tak pernah bertumpang tindih, artinya pencipta bukan ciptaan, separuh manusia, separuh Tuhan, atau sejenisnya. Sebaliknya, ciptaan tidak memiliki sifat dan atribut Sang Pencipta.

Ada tiga agama yang disebut sebagai agama samawi, atau lazimnya juga disebut sebagai “tiga agama Ibrahim”, yakni Islam, Nasrani (Kristen) dan Yahudi. Faktor-faktor sejarah tertentu telah menyebabkan evolusi agama. Yudaisme muncul setelah nabi Isa datang untuk mengajak rakyat Israel untuk menyembah Tuhan dan menerimanya sebagai utusan-Nya. Akan tetapi, sebagian orang, meskipun pengikut taat Nabi Musa, menolak ajaran Nabi Isa, sehingga menjadi kaum yang ingkar dan membentuk apa yang sekarang disebut Yudaisme. Mereka masih menunggu Almasih, meskipun dia sudah datang dalam wujud Nabi Isa. Agama Kristen dimulai ketika Nabi Isa diutus kepada rakyat Israel, dan pengikutnya menerima ajarannya dan menyembah Tuhan semata, sebagaimana yang dicontohkan Nabi Isa. Akan tetapi, setelah misinya selesai dan Nabi Isa diangkat menjadi Tuhan, gagasan trinitas diperkenalkan, yang didalamnnya Nabi Isa atau Yesus dikatakan menjadi salah satu dari tiga Tuhan. Paul, yang tak pernah bertemu Yesus atau melihatnnya selagi hidup, adalah orang pertama yang mengajarkan konsep ini, dan sejalan dengan waktu, konsep ini dianut resmi oleh gereja-gereja Kristen.


Akan tetapi, pada waktu itu, masih ada umat kristen monoteistik yang menentang perubahan dalam agama. Mereka menentang ajaran baru tentang ketuhanan Yesus, dengan kukuh meyakini ajarannya bahwa Yesus adalah seorang nabi. Lama setelah Yesus tiada, kompilasi Alkitab dimulai, dan kitab ini mengalami banyak perubahan, menghasilkan beberapa versi yang masih digunakan saat ini. Namun tak satupun mengandung ajaran Yesus yang lengkap dan akurat. Alkitab ini digunakan untuk mengajarkan ketuhanan Yesus, meskipun Yesus tidak pernah menyaksikan atau mengawasi penyusunannya, bahkan dia tidak ada didunia ketika ketuhanannya diajarkan. Yesus sendiri tidak pernah menyatakan dirinhya sebagai tuhan.


Ketika Muhammad, nabi dan utusan terakhir yang dikirim Tuhan kepada umat manusia, datang untuk mengajak umat kembali kepada agama yang diajarkan Nuh, Ibrahim, Musa, dan Isa, orang-orang segala bangsa, ras, bidaya, dan agama, termasuk Kristen dan Yahudi, menerima ajarannya, dan islam menjadi agama yang tumbuh paling pesat di dunia dan tetap demikian sampai hari ini. Akan tetapi, seperti sebagian orang yahudi pada zaman Yesus, sebagian orang menolak Nabi Muhammad sebagai utusan Tuhan dan terus menyebarkan dan berpegang pada ajaran lama, yaitu agama Kristen. Dengan demikian, mereka menjadi kaum yang ingkar karena menolak utusan Tuhan.

Sebagian orang membuktikan ketuhanan Yesus dengan mengacu pada mukjizat yang diperbuatnya. Akan tetapi, semua utausan Tuhan mempertunjukkan mukjizat dengan izin Tuhan untuk membuktikan kebenaran ajaran dan bahwa mereka bukan nabi palsu. Bukti fakta ini masih bisa ditemukan dalam Alkitab, yang mengutip Yesus ketika bersabda, “Jika kamu tidak melihat tanda dan mukjizat, kamu tidak percaya” (Yohanes 4:48). Tuhan menegaskan dalam Al-Quran bahwa mukjizat hanyalah tanda-tanda dari Tuhan ketika Dia menyebutkan ucapan Isa, “Sesungguhanya, aku telah datang kepadamu dengna membawa sesuatu tanda (mukjizat) dari Tuhanmu…” (QS Ali Imran 3:49). “Ajaranku tidak berasal dari diriku sendiri, tetapi dari Dia yang telah mengutus aku. Barangsiapa mau melakukan kehendak-Nya, ia akan tahu apakah ajaranku ini berasal dari Allah, ataukah dari diriku sendiri” (Yohanes 7:16-17).

“Dan aku datang bukan atas kehendakku sendiri, melainkan Dialah yang mengutus aku. Apakah sebabnya kamu tidak mengerti bahasaku?” (Yohanes 8:42-43). “Aku tidak dapat berbuat apa-apa dari diriku sendiri (Yohanes 5:30). Bukankah mengherankan dan menyesatkan jika Tuhan yang Mahasuci dari kekeliruan, awalnya memberi tahu manusia melalui Nuh, Ibrahim, Musa, dan para Nabi lain bahwa menyembah-Nya semata adalah satu-satunya jalan ke syurga, tapi kemudian Dia berubah pikiran ketike mengirim Yesus nabi-Nya, dengan menyeru manusia untuk menyembah manusia disamping menyembah-Nya sebagai satu-satunya jalan ke syurga, padahal menurut pesan para nabi sebelumnya, itu adalah jalan ke neraka.

Barangkali mereka yang percaya pada perubahan pesan itu berarti menuduh Tuhan berdusta dan berubah ‘pikiran’, harus merujuk Alkitab yang masih memuat firman ini : “Allah bukan manusia, sehingga Dia berdusta, juga bukan anak manusian, sehingga Dia menyesal (Bilangan 23:19). Untuk menutup bagian ini, yang terbaik adalah dengan mengungkapkan firman Allah dalam kitab terakhirnya, Al-Quran : “Kebenaran itu dari Tuhanmu, karena itu , janganlah kamu termasuk orang-orang yang ragu (QS Ali Imran 3:60).

Dengan menjadi Muslim, setiap orang akan kembali kepada agama yang dimaksudkan Tuhan untuk setiap manusia, dan kembali kepada ajaran yang dipraktikkan oleh Nuh, Ibrahim, Musa, Isa, Muhammad, serta para nabi dan rasul sebelumnya. Lebih jauh, dengan menjadi muslim, seseorang melakukan satu-stunya bentuk pengabdian atau penyembahan yang diterima Tuhan, Allah berfirman dalam Al-Quran yang terjemahannya sebagai berikut, “Barang siapa mencari agama selain Islam, maka dia tidak akan diterima, dan di akhirat dia termasuk orang-orang yang rugi” (QS Ali Imran 3:85).

Jadi, alasan mengapa setiap orang harus menjadi Muslim menjadi jelas. Islam adalah satu-satunya jalan yang menjamin seseorang terhindar dari kerugian mutlak di akhirat, yaitu api neraka. Ketika seseorang menerima Islam dan mati dalam keadaan Muslim, dia dijamin masuk syurga. Sementara jika seseorang mati dalam keadaan bukan muslim, tempat kembalinya adalah neraka abadi, kalau dia pernah mendengar Islam pada masa hidupnya seorang muslim yang mati membawa dosa kemungkinan dimasukkan ke dalam neraka untuk pembersihan jika Allah menghendaki demikian, api dia tidak akan selamanya disana, karena sudah memenuhi persyaratan minimal yang ditentukan Tuhan bagi manusia untuk masuk syurga, yaitu mati dalam keadaan Islam. Sebaliknya, tak peduli betapapun baiknya perilaku seorang nonmuslim, betapapun dia mengaku mencintai Allah, dia tak akan pernah masuk syurga, karena penerimaan akan keberadaan Tuhan dan pengakuan cinta kepada-Nya saja tidak cukup untuk mendapatkan pengampunan Tuhan, seperti difirmankan dalam Al-Quran, “katakanlah (Muhammad): ‘Jika kamu benar-benar mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.’ Allah maha pengampun lagi maha penyayang.” (QS Ali Imran 3:31)


Tak ada kata terlambat untuk menjadi seorang muslim Karena tak seorang pun yang tahu kapan dia akan mati, dan menunda kesaksian akan membahayakan jiwanya. Apapun alasannya, islam tetap adalah satu-satunya agama yang benar.

SURAT CINTA TERBUKA

Sahabat, apa kabar ? Semoga Allah, Sang Kekasih Sejati senantiasa memayungimu dengan rahmat-Nya. Sesungguhnya, limpahan cinta-Nya kepada segenap makhluk, begitu melimpah, tanpa batas. Oleh karena itu, letakkan jemari pada jantungmu, rasakan degubnya setiap saat. Adakah asma-Nya berdegub bersama aliran darahmu? Ia telah melukis kuasa-Nya pada wajahmu sehinggatercipta sebaik-baik rupa. Letakkan jemari pada hatimu dan akalmua, rasakan pelita ilmu dan hikmah yang menyala setiap waktu sehingga tercipta dunia yang indah tiada tara. Siapakah Ia Sang Pencipta? Yang meletakkan jantung hati dalam rongganya dan meniupkan ruh-Nya

Siapakah Ia Sang Pencipta? Yang telah meletakkan hikmah dan ilmu dalam wadahnya dan meniupkan cahaya-Nya.
I
a sungguh tak tertandingi dengan seseorang yang telah engkau letakkan padanya cinta sematimu.
Ia sungguh tak tertandingi dengan seseorang yang telah merampas rindumu setiap waktu. Apakah yang mengalir dalam nadimu saat menyandingkannya dengan-Nya? Degub nafsu dan keinginan meluap untuk memiliki, untuk menguasai, sepenuh-penuhnya.

Sahabat, cinta pada selain-Nya adalah semu belaka. Seperti fatamorgana. Benarkah ia sepenuhnya mencintaimu? Menerimamu apa adanya? Mendambamu walau engkau
mengecewakannya?

Benarkah cintanya setinggi gunung Fujiyama, sehingga untuk mendapatkan balas kasihmu, lautan berapi rela ia seberangi? Benarkah janji-janjinya bahwa ia ingin tetap berada disisimu apapun yang terjadi, meskipun topan badai menghadangmu walau kau senantiasa menyakitinya?

Tentu tidak. Sebab ia sebagaimana dirimu, hanya menginginkan jasad dan duniamu belaka. Ia mengnginkan sepenggal kesemuan yang terpancar indah dari ragamu. Percayalah, semua itu hanya angin belaka.

Adakah cinta sejati padamu dan dia tanpa karunia dari-Nya? Tentu tidak. Sebab cinta sejati adalah cinta dalam ketaatan pada-Nya, cinta sejati adalah menyatukan rasa dalam syariat-Nya.Percayakah engkau bahwa Ia tak pernah menghianati cinta kita, walau kita jarang menjenguk-Nya.
Percayakah engkau bahwa Ia selalu memberikan yang terbaik walau kita tak sejenakpun merindukan-Nya. Percayakah engkau bahwa Ia selalu menatap kita jenuh cinta walau kita tak sedetikpun bersujud pada-Nya. Sesungguhnya, kegembiraan-Nya menyambut seorang hamba yang bertaubat, lebih marak rasa yang terpancar dari seorang pengmbara yang menemukan kembali keledai dan perbekalannya, sementara ia dalam keadaan letih, lapar dan mengantuk. Selangkah kita mendekat pada-Nya, seribu langkah Ia mendekat pada kita.

Subhanallah

Sahabat, inilah janji-Nya pada kita makhluknya:

“Wahai anak adam, kenapa engkau tidak memperhatikan Aku? Tahukah engkau berada dalam pengawasan mata-Ku dalam kesepianku, dan kala nafsumu bergejolak. Ingatlah aku dan mintalah kepadaku agar aku cabut nafsu itu dari hatimu dan Aku pelihara engkau dari berbuat maksiat kepada-Ku dan Aku jadikan engkau benci kepada perbuatan itu. Akan aku mudahkan engkau menaati-Ku. Akan aku jadikan engkau cinta kepada ketaatan itu serta Aku jadikan dia indah dalam pandanganmu. Wahai anak adam, Aku hanya menyuruhmu agar supaya engkau meminta pertolongan kepada-Ku dan berpegang erat kepada tali agama-Ku, bukan untuk durhaka kepada-Ku dan berpaling dari-Ku. Dan jika tak begitu Aku akan menjauh diri darimu. Aku sebenarnya tidak memerlukan engkau dan engkaulah yang memerlukan Aku. Aku telah menciptakan dunia ini dan aku memudahan dia untuk memenuhi keinginanmu, tidak lain supaya engkau bersiap-siap untuk menemui-Ku dan engkau membawa perbekalan darinya, agar supaya engkau jangan berpaling dari-Ku dan kekal diatas bumi.

Ketahuilah olehmu, bahwa negeri akhirat itu adalah lebih baik bagimu daripada dunia ini, oleh sebab itu lebih baik bagimu daripada dunia ini. Oleh sebab itu, janganlah engkau pilih dari yang telah Aku pilihkan untukmu, dan janganlah engkau benci menemui-Ku, aku pun akan benci menemuinya, dan siapa saja yang rindu bertemu dengan-Ku, Akupun rindu menemuinya.” (Hadist Qudsi)

Sahabat,
Begitu indah janji cinta-Nya, jauh banget dari cinta syahwati yang kerap kali kita rasakan ketika melihat seseorang berwajah indah didekat kita. Jauh sekali dari cinta ragawi yang kadangkala lebih banyak menyakiti hati, jiwa dan raga.
Usia kita terbatas sahabat, Alangkah merugi jika kita memberikan cinta kita seluruhnya pada seseorang yang tak semestinya.

Cintailah manusia yang kau cinta secara sederhana

Cintailah bunga-bunga yang menawan secara sederhana

Cintailah kehidupan yang berlmpah kenikmatan secara sederhana

Cintailah apapun secara sederhana

Karena masih ada cinta yang teramat istimewa, yakni cinta pada Sang pemilik CINTA, Allahu Subhanahu Wa Ta’ala..

Teramat rugi jika engkau mengabaikannya.

Lihat Juga