Jumat, 06 Mei 2011

aku hatimu

bak telah diterjang badai, tiba tiba saja, dia merasa terhempas jauh, jauh, dan sekarang dia sudah ada disebuah tempat yang tak dia kenali, kaki yang tak beralaskan apa apa, dengan piyama putih pun yang belum pernah dia kenakan sebelumnya, dan hey, kudung yang selalu dia kenakan pun tak ada disana, rambut panjang tipisnya tergerai indah
"dimana aku?" batinnya saat itu
 bagai ada yang mendengarkan isi hatinya saat itu sekelebat bayangan muncul tiba tiba di depannya, seorang wanita paruh baya dengan wajah teduh seketika itu duduk di sampingnya,
"ini adalah tempat terindahmu sayang"... wanita paruh baya dengan wajah teduh itu berkata sederhana tanpa ekspresi..
"Anda siapa? kenapa saya disini dan kenapa... ?

 
"Eif, terlalu banyak pertanyaan kenapa mu hari ini, apakah kau sadar itu bukan kebiasaan mu selama ini? hmmm lupakan, maukah kau menceritakan ku suatu hal?" masih tanpa ekspresi dan tetap menatap kedepan tanpa menghiraukan tatapan bingung seorang disampingnya yang dia sebut "Eif"..
"cerita apa? dan dan darimana Anda tahu nama saya?" masih dengan tatapan bingung yang makin menjadi, posisi duduk yang makin tak nyaman dan benak yang penuh dengan tanda tanya.
"Eif, disini hanya ada kita sayang, kau dan aku, dan tak akan ada yang lain yang datang" menghela napas sejenak "dan memang agak rumit, kau tahu hidup memang rumit, banyak sekali pertanyaan yang tak terjawab, banyak sekali keluhan yang tak berarti apa apa, banyak sekali tangis yang tak terhiraukan, dan aku tahu saat ini kau merasakan hal itu, iya kan sayang?" berbalik sejenak dan kembali sibuk dengan perkataannya sendiri..
"Eif, kenapa kau bertanya, kenapa kau mengeluh, dan kenapa kau menangis?" 
"aku pikir kau orang yang tegar sayang, tapi selama ini kau tak lagi ada di dalam dirimu, apakah kau sadar itu?"
tiba tiba, tangan perempuan yang dipanggil Eif itu bergetar, lenyap semua pertanyaan keberadaannya ditempat itu, mencerna dengan baik kata kata wanita paruh baya dengan wajah teduh disampingnya...
"sa sa saya yang saya tahu, ini cinta" terbata-bata Eif mencoba mengingat keping keping kenangan yang tersimpan di memorinya
"mudah sekali kau mengatakan semua pertanyaan, keluhan dan tangis mu itu karena cinta Eif, apa kau masih ingat surat cinta yang pernah kau ketik saat masih dibangku sekolah menengah beberapa tahun silam? bersusah payah kau jaga hatimu, bersusah payah kau khatam kan semua buku buku cinta-Nya dan semudah itu kau menyalahkan cinta?"meski dengan suara tegas, ekspresi wanita paruh baya dengan wajah teduh ini tak berubah sedikit pun.
"sa sa saya" mata Eif mulai berkaca kaca, kenangan tentang masa sekolah itu terasa berkelebat di ingatannya.
"Eif, aku di sini bukan untuk melihatmu menangis sayang, kau tahu...."
"tidak, saya tidak tahu apa apa sama sekali, kecuali bahwa cinta itu sakit dan saya sakit karena cinta, saya ingat itu, saya bertanya saya mengeluh dan saya menangis karena cinta" Eif tiba tiba memotong perkataan wanita paruh baya dengan wajah teduh itu, dan tangis nya pun pecah seketika.
wanita paruh baya dengan wajah teduh itu tiba tiba mengelus rambut panjang Eif.. "Eif, itu karena kau tidak sedikit pun mencoba untuk membuka hati mu, mencoba membiarkan hatimu mencerna setitik makna yang ada dalam hidupmu, kau tak berpikir dengan hatimu sayang, apa yang kau rasakan sebenarnya bukan cinta yang tersetting dikepalamu selama ini, kau tahu itu, tapi kau tidak sadar, karena kau tidak pernah mencoba untuk menanyakannya pada hatimu".
"saya mencintainya, itu yang saya rasakan, tapi saya tidak mengharapkan apa apa darinya, bisa mendengarnya bercerita, bisa tertawa karena ceritanya, bisa memastikan dia baik baik saja hari ini, itu sudah cukup. saya tidak butuh dia simpati pada saya, saya tidak butuh dia perhatian saya, dan saya tidak butuh sanjungan apapun darinya," menghela napas, "tap tapi..."
"tapi tidak semua ceritanya membuatmu bahagia, tidak semua candaannya bisa membuatmu selalu berpikir positif tentangnya" tertawa ringan dan melanjutkan kata katanya "sayang, betapa cintamu -jika memang kau anggap seperti itu- padanya itu ikhlas, namun, tak pernahkah kau berpikir, karena ikhlas mu itu membuat dia tak pantas untuk mu? apa kau ingat bahwa wanita yang baik hanya untuk lelaki yang baik, begitupula sebaliknya. baiklah kita lupakan hal itu sejenak, jika kau betul betul bahagia, kenapa kau bertanya, kenapa kau mengeluh dan kenapa kau menangis? itu kontras sekali sayang, kau sedang tidak bahagia, karena kesalahpahaman mu tentang cintamu"
wanita paruh baya dengan wajah teduh itu membalikkan badannya memegang kedua lengan Eif, angin berhembus sepoi sangat tenteram rasanya
"Eif, bisakah kau sejenak saja membiarkan hatimu membawa langkahmu? tanyakan apa mau hatimu sesungguhnya, tak ada yang lebih tahu selain kau sendiri sayang"
"saya tidak mengerti maksud Anda"
"tanya hatimu sayang"
"apakah kita akan bertemu lagi setelah ini?"
"aku selalu ada, dimana pun dirimu berada"
"saya tidak mengerti"
"aku selalu ada disini" menunjuk tepat di dada Eif
"yah sayang, aku hatimu"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Lihat Juga